pidemiologi disfungsi ereksi meningkat secara signifikan, WHO mencatat sekitar 15% pria dari seluruh dunia terkena disfungsi ereksi tiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 150 juta orang di seluruh dunia diperkirakan telah mengalami disfungsi ereksi di tahun 1995, dan diperkirakan meningkat menjadi 320 juta di tahun 2025. Global Studi tentang prevalensi disfungsi ereksi telah dilakukan secara luas dari berbagai negara, yakni Amerika, Kanada, dan Hongkong.
Studi epidemiologi di Amerika oleh National Health and Nutrition Examination Survey mendapatkan prevalensi disfungsi ereksi pada pria dengan usia ≥20 tahun sebanyak 18,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa disfungsi ereksi berdampak pada 18 juta pria. Prevalensi disfungsi ereksi berhubungan dengan pertambahan usia, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan hipertensi yang memiliki angka prevalensi sebesar 51,3%.
Penelitian lain dilakukan di Kanada terhadap 3921 pria sehat dengan rentang usia 40–88 tahun yang telah melengkapi riwayat pengobatan, pemeriksaan kadar gula darah puasa, dan kadar lemak darah. Penilaian dilakukan dengan kuesioner International Index of Erectile Function. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah angka prevalensi disfungsi ereksi sebesar 49,4%.[42] Studi lain yang dilakukan di Qatar, mendapatkan prevalensi disfungsi ereksi sekitar 66,2% diantara orang yang mengalami hipertensi, dan sekitar 23,8% diantara pria tanpa hipertensi.
Indonesia
Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia belum diketahui secara tepat, tetapi diperkirakan 16% laki laki usia 20–75 tahun di Indonesia mengalami disfungsi ereksi.
Mortalitas
Penyakit disfungsi ereksi tidak berdampak pada kematian secara langsung. Akan tetapi, dapat menjadi gejala sebagai peringatan awal seseorang berpotensi terkena penyakit jantung, pembuluh darah, serta penyakit lain berisiko kematian. Studi pada 1709 pria dengan disfungsi ereksi berusia 40–70 tahun, dimana subjek penelitian disupervisi selama 15 tahun. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sebanyak 1284 subjek atau 75,13% bertahan hidup hingga akhir waktu penelitian.
Setelah di investigasi menyeluruh, dari 403 atau 23,58% subjek yang meninggal, sekitar 371 orang yang datanya lengkap, mulai dari usia, indeks massa tubuh, dan riwayat konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, serta riwayat penyakit kronis, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Hasil penelitian mendapatkan disfungsi ereksi berhubungan dengan hazard ratio sebesar 1,26 (95% CI) dari semua kasus kematian dan 1,43 (95% CI) dari kematian akibat penyakit pembuluh darah jantung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah disfungsi ereksi berhubungan secara signifikan dengan peningkatan risiko kematian, khususnya kematian akibat penyakit pembuluh darah jantung.
PENYEBAB TERJADINYA DISFUNGSI EREKSI
KONDISI MEDIS
Sering kali, penyebab seorang pria mengalami susah atau disfungsi ereksi adalah adanya kondisi medis tertentu, seperti:
-Tekanan darah tinggi.
-Diabetes.
-Penyakit jantung.
-Penyumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis).
- Obesitas.
-Sindrom metabolik.
-Penyakit peyronie (perkembangan jaringan parut di dalam Mr.P).
- Gangguan tidur.
Tidak hanya itu, beberapa kondisi lainnya yang turut dapat menyebabkan disfungsi seksual adalah gagal ginjal, sirosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sering menyerang perokok, zat besi pada darah berlebih (hemokromatosis), dan skleroderma atau pengerasan kulit. Kemudian, hormon yang tidak seimbang juga kerap menjadi penyebab susah ereksi pada pria. Termasuk kelebihan atau kekurangan hormon tiroid (hipertiroid atau hipotiroid), kelebihan hormon prolaktin atau hiperprolaktinemia, juga hipogonadisme yang menjadi penyebab kurangnya produksi hormon testosteron. Terakhir, beberapa penyakit yang menyerang sistem saraf, seperti epilepsi, multiple sclerosis, stroke, alzheimer, parkinson, dan sindrom Guillain-Barre juga memengaruhi kemampuan ereksi seorang pria.
KONDISI PSIKOLOGIS
Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi. Sebab, ereksi terjadi ketika gairah seksual mulai timbul saat mendapatkan rangsangan. Namun, proses ini bisa terganggu bila ada masalah psikologis tertentu, seperti stres, depresi, kecemasan, atau masalah dengan pasangan.
Selain itu, usia dan tingkat stres juga bisa menjadi faktor-faktor penentu seseorang mengalami gangguan ereksi. Ada juga faktor psikologis, seperti widower syndrome yang menyebabkan efek samping yang sama. Sindrom ini sering terjadi pada pria yang kehilangan pasangan hidupnya. Begitu pula pria dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah juga kerap mengalami lemah syahwat.
EFEK SAMPING KONSUMSI OBAT
Meski bermanfaat untuk mengobati penyakit, tapi obat-obatan tetap memiliki efek samping, salah satunya dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Beberapa jenis obat yang mungkin bisa memicu terjadinya masalah seksual tersebut, yaitu:
-Antidepresan.
-Antipsikotik.
-Penurun tekanan darah tinggi.
- Penurun kolesterol.
-Obat untuk kanker prostat.
-Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau ganja.
DISFUNGSI EREKSI KARENA CEDERA
Bila kamu pernah mengalami cedera pada penis, bagian saraf, atau pembuluh darah pada punggung, hal tersebut bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Cedera pada area penis juga bisa memicu pembentukan jaringan parut dan membuat posisi organ tersebut jadi melengkung secara tidak normal selama ereksi.
Selain itu, cedera pada panggul yang berdampak pada organ reproduksi seksual pria juga bisa menyebabkan terjadinya masalah seksual ini. Lalu, mengendarai sepeda atau motor dalam waktu yang lama juga bisa memicu kondisi tersebut, karena dapat menekan area sekitar anus.
EFEK SAMPING OPERASI
Beberapa jenis operasi yang bisa menimbulkan efek samping disfungsi ereksi, seperti operasi pada otak dan tulang belakang. Ini karena terdapat saraf yang bertugas untuk mengatur proses ereksi pada kedua bagian tubuh tersebut.
Operasi yang berlangsung pada panggul atau bagian tulang belakang juga berisiko merusak saraf dan pembuluh darah pada area sekitar penis sehingga meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi. Tindakan medis lainnya yang bisa jadi turut memicu gangguan ereksi adalah operasi kelenjar prostat, terapi radiasi untuk kanker usus besar atau kandung kemih, dan operasi pengangkatan usus besar.
BAGAIMANA CARA MENGATASI DISFUNGSI EREKSI
Gangguan ereksi yang tidak segera mendapatkan penanganan bisa berujung pada berkurangnya keharmonisan hubungan dengan pasangan.
Perubahan pola hidup sehat, seperti rutin olahraga, konsumsi makanan bergizi, penuhi asupan cairan tubuh, cukup istirahat, dan kendalikan stres dengan baik. Konsumsi obat, termasuk pil biru, obat injeksi, obat hormonal, dan obat yang masuk dalam kelompok supositoria.
Psikoterapi untuk gangguan ereksi yang terjadi karena masalah psikologis,seperti stres maupun depresi.
PERBEDAAN EJAKULASI DINI DAN DISFUNGSI EREKSI
Ejakulasi dini adalah kondisi ketika seorang pria mengalami orgasme sebelum berhubungan seksual atau kurang dari satu menit setelah mulai berhubungan.
Tidak ada ukuran waktu yang pasti tentang kapan seorang pria harus ejakulasi saat berhubungan intim. Namun, bila kamu mengalami ejakulasi dan kehilangan ereksi terlalu cepat, baik kamu dan pasangan mungkin tidak bisa mencapai klimaks atau mendapatkan kepuasan seksual.
Sementara disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seorang pria untuk mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual. Kondisi tersebut terkadang juga disebut sebagai impotensi. Itulah bedanya ejakulasi dini dan disfungsi ereksi dilihat dari pengertiannya.
CIRI – CIRI KADARTESTOTERON RENDAH
Kadar testosteron rendah terjadi ketika jumlahnya berada di bawah 300 mg/dL pada pria. Kadar testosteron yang rendah biasanya dapat diketahui dari beberapa gejala dan tanda, seperti:
-Penurunan libido: Testosteron adalah hormon seks, sehingga kadar yang rendah dapat berdampak pada gairah atau libido.
-Sulit ereksi: Testosteron merupakan hormon yang dapat merangsang reseptor di otak untuk menghasilkan oksida nitrat, yaitu molekul yang membantu terjadinya proses ereksi pada penis.Air mani sedikit:
-Air mani yang sedikit bisa menjadi tanda dari rendahnya testosteron, karena hormon tersebut dapat membantu produksi cairan semen.
-Ukuran testis mengecil: Testosteron adalah hormon yang diproduksi di testis, sehingga jika terjadi penurunan kadar akan berdampak pada organ tersebut.
-Rambut rontok: Kerontokan adalah salah satu tanda dari penurunan kadar testosteron, karena hormon tersebut juga berperan dalam proses penumbuhan rambut.
-Penurunan massa otot: Testosteron adalah hormon pembangun massa otot.
MENGONSUMSI FLAVONOID
Sebuah studi Sexual dysfunction among young men: overview of dietary components associated with erectile dysfunction yang terbit pada The Journal of Sexual Medicine menemukan, pria berusia 18-40 tahun yang mengonsumsi 50 miligram (mg) atau lebih flavonoid per hari memiliki penurunan risiko DE sebanyak 32%. Flavonoid meningkatkan aliran darah dan konsentrasi oksida nitrat dalam darah. Keduanya berperan dalam mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Ada banyak jenis flavonoid yang berasal dari :
-Herbal
- Buah-buahan
-Sayur-sayuran
-Kacang-kacangan
- Biji-bijian.
APA KELEBIHAN FUSEE DGN HERBAL & SUPLEMENVITALITAS LAINNYA
- HERBAL IMPOR DARI THAILAND YG SUDAH TERKENAL
- BAHAN BAKU HERBALTERDIRI DARI 5 MACAM JENIS HERBAL
- HARGA TERJANGKAU
- CEPAT REAKSINYA
- TIDAK MEMILIKI EFEK SAMPING
- BISA DIKONSUMSI ORANG- ORANGYG SUDAH MEMILIKI RIWAYAT PENYAKIT JANTUNG
- NYAMAN DIGUNAKAN, BISA DIMINUM KAPAN SAJA DAN BISA MENINGKATKAN KESEHATAN PEREDARAN DARAH DAN IMUNITAS
Dapatkan Fusee di Radio Buana FM : Jl.Tasikardi,Manggadua,Ds.Margasana,Kec.Kramatwatu,Kab.Serang-Banten WA 08221 383 2565 dan di apotik yang sudah bermitra dengan Radio Buana FM.